Minggu, 21 November 2010

MATRAS (MATI RASA)


Suatu sore aku melihat seorang penjual lele yang asik dengan hewan pliharaannya itu. Wajahnya yang penuh dengan peluh, baju hitam yang basah dan sebuah tas usang melekat di tubuhnya. Tangannya sangat trampil ketika memegang lele yang selalu melompat-lompat kesana kemari.

Sejenak kuperhatikan, tak nampak olehku rasa sakit yang saat memegang lele. iseng-iseng kutanya

Pak, lelenya udah nggak “Matil ta” tanyaku dengan bahasa jawa yang artinya apa nggak ngigit. Tak kusangka sang bapak hanya tertawa renyah bak kacang goreng, sambil menjawab, ” Udah biasa mbak, jadi udah nggak terasa lagi sakitnya.

Semakin penasaran aku dibuatnya, kembali aku bertanya untuk kedua kalinya.

Maksudnya gimana pak?”

Dengan senang hati sang bapak berkata,” sebenaranya sakit juga ketika memegang lele, tapi semuanya itu “Tidak menjadi Soal” yang penting dapat uang buat kasih makan anak istri. sakit-sakit juga dijalani. sambil tersenyum simpul.

Mungkin jawaban bapak penjual lele itu terlihat sederhana, tapi bagiku ada makna dibalik semuanya. aku melihat jiwa yang rela berkorban untuk anak istri, jiwa yang rela untuk sakit demi sesuatu yang ingin dicapai.

Satu pelajaran berharga bagiku di sore hari, ketika kita melihat “Tujuan Akhir” dari sesuatu yang kita kerjakan. Atau hasil yang akan kita peroleh, maka kita tidak lagi memikirkan rasa sakit yang harus kita derita, semuanya terhapuskan dengan fokus pada apa yang akan kita capai.

Mungkin saat ini kita berada pada posisi yang udah nyerah, putus asa atau membiarkan sesuatu tanpa ada pergerakan sama sekali alias jalan di tempat, belajarlah pada pak penjual lele. Jangan melihat rasa sakit atau sesuatu yang tidak nyaman untuk dirasakan tetapi lihatlah pada hasil akhir yang akan kita capai, maka semua rasa sakit itu menjadi hilang alias mati Rasa.

NEVER GIVE UP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar