Sabtu, 20 November 2010

MENJADI ORANG TUA TIDAK HARUS SEMPURNA


Orang tua merupakan suatu contoh yang utama dalam kehidupan anak-anak. Karena melalui diri orang tualah anak belajar berbagai hal. Baik itu tentang nilai, sikap, cara bertindak maupun berkaitan dengan apa yang dirasakan. ketika sedih atau menghadapi masalah orangtua lari kepada Tuhan dengan berdoa. Demikian jugalah yang dilakukan anak ketika mereka merasa sedih.

Sebagian besar orang tua mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang “Model” bagi kehidupan anak-anaknya. Terutama bagi anak-anak yang masih dibawah pengawasan orang tua. Namun demikian, tidak semua orang tua memiliki pemahaman yang tepat tentang arti menjadi model. Untuk itu penting orang tua memiliki pemahaman baru tentang “Menjadi Model”.

Menjadi model bukanlah suatu panggilan untuk menjadi pribadi yang sempurna. Pribadi sempurna bisa diartikan sebagai pribadi yang harus selalu baik atau tidak kedapatan bercacat. Berbicara secara sopan dengan intonasi yang jelas. Selalu berpikir positif dalam menyikapi setiap keadaan. Tingkah lakunya haruslah masuk dalam kategori yang paling baik.

Hal ini tidak salah, namun dapat menimbulkan akibat yang sangat penting ketika anak mendapati bahwa model atau tiruan yang dijadikan contoh tidak seperti yang diharapkan. Seorang anak perempuan sangat mengidolakan ayahnya. Dia menceritakan perihal ayahnya secara luar biasa kepada setiap orang yang dikenalnya. Ayahku adalah seorang pekerja keras, penyayang dan selalu memperhatikan kehidupan keluarganya. Tanpa sengaja si anak bertemu dengan sang idola dalam sebuah restoran, sungguh sangat ironis bahwa ia menemukan ayahnya bersama wanita lain. kebencian, kekecewaan berkecamuk di dalam hatinya. Ayahku bukanlah pria yang bisa dibanggakan,” katanya dengan nada marah.

Jika pemahaman menjadi model sebagai suatu panggilan untuk menjadi sempurna, saya rasa ini tidaklah realistis. Karena pada kenyataannya manusia tidak dapat sempurna bahkan sampai mati sekalipun.

Lalu bagaimana sebenarnya ? Model yang sesungguhnya justru nampak ketika setiap orang dapat melihat dan menerima keberadaan orang lain yang tidak sesuai dengan harapannya. Bagaimana sikap suami terhadap istri yang bertentangan dengan apa yang diinginkannya, merupakan contoh kongkrit bagi anak untuk bersikap terhadap orang lain. Seorang anak sedang bercakap-cakap dengan neneknya. Sang Nenek bertanya, “Kemana ayahmu?” tanpa tedeng aling-aling buah hati ini berkata : istrinya aja nggak nyari masak aku nyari seh..?” dengan raut muka tanpa rasa bersalah.

Orang tua yang menjadi model adalah orang tua yang menunjukkan kepada setiap anaknya bagaimana mereka dapat menerima orang lain yang tidak sempurna dan mengampuninya. Ketidaksempurnaan kita sebagai orang tua bukanlah kegagalan kita sebagai orang tua. Kecacatan model justru menjadi pembelajaran yang positif dalam diri anak untuk belajar tentang menerima keberadaan orang lain sebagaimana adanya.

Perlu diwaspadai !!! Orang tua harus terus meningkatkan kehidupannya secara ”Progresif” untuk menjadi model yang semakin hari semakin sempurna sampai pada menjadi pribadi yang jauh lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar