Sudah sejak lama
konseling menjadi bagian dari gereja, bahkan sebelum konseling terpola menjadi
satu program pelayanan dalam gereja. Jika secara luas kita mendefinisikan
konseling sebagai seseorang yang mendampingi, memberi ketentraman hati,
menunjukkan apa yang benar, atau memberikan bimbingan, maka Alkitab mempunyai
banyak contoh mengenai konseling.
MUSA merupakan
salah satu dari para konselor pertama yang terdaftar dalam Alkitab. Sebagian
besar harinya dalam perjalanan di gurun menuju Kanaan dipakai untuk
mendengarkan dan memberikan keputusan untuk semua keluhan/permasalahan yang
disampaikan kepadanya. Keputusan dan nasihat bijaksana yang diberikannya
merupakan penuntun bagi orang Israel dalam menjalani kehidupan mereka
sehari-hari (Keluaran 18:15-16).
YITRO, mertua Musa
mengatur orang-orang dalam kelompok-kelompok, sehingga orang lain dapat
membantunya dalam memberikan konseling (Keluaran 18:21-22). Jika masalah yang
dihadapi terlalu rumit dan sulit dimengerti oleh seorang konselor, maka dia
akan menyerahkan masalah tersebut kepada seorang hakim yang lebih tinggi,
sampai jika betul-betul diperlukan, masalah itu akan disampaikan kepada Musa.
TEMAN-TEMAN AYUB
datang untuk memberikan bimbingan, memberi semangat, dan mendukung Ayub selama
masa krisisnya (Ayub 2:11,13).
DAUD, si gembala
muda, dibawa menghadap Raja Saul untuk menghiburnya dengan musik. Bagi Saul,
yang saat itu sedang mengalami tekanan emosional yang amat besar, permainan
musik Daud merupakan satu bentuk dukungan terapi. Saat itu merupakan kesempatan
Saul untuk mengalami masa-masa pemulihan emosi dan mentalnya (1Samuel 16:23).
Tugas-tugas para gembala berhubungan dengan tugas konseling. Mereka terlibat
untuk menguatkan orang yang dalam kelemahan, menolong orang-orang yang
"lumpuh", memulihkan perasaan yang sakit, dan menemukan mereka yang
terhilang.
Nabi-nabi seperti
ELIA
dan ELISA menerapkan
konseling dalam bentuk khotbah dan menjelaskan Firman Tuhan kepada orang-orang
(1Raja-raja 17-19). Nasehat mereka, walaupun terkadang tidak dituruti,
memberikan indikasi yang jelas bahwa datangnya dari Tuhan untuk memberikan
kedamaian. Umat Allah membutuhkan konseling yang bijaksana dari mereka. Para
raja dan pemimpin
militer dari negara-negara di sekitar Israel juga membutuhkan nasehat dari para
nabi ini.
Pelayanan YESUS seringkali melibatkan pemberian konseling
untuk orang lain. Dia memberikan tuntunan kepada para pendengar-Nya mengenai
cara untuk:
Dalam Yesaya 9:5 Nabi Yesaya mencatat bahwa
"Penasihat Ajaib" (Konselor) akan menjadi salah satu sebutan Yesus.
Yesus membicarakan tentang 'mendengarkan' -- keahlian yang penting dalam
konseling -- lebih dari 200 kali. Yesus memberikan teladan dengan bersikap
menerima, ramah, dan lemah lembut kepada wanita Samaria yang ditemuinya di sumur (Yohanes 4) dan juga kepada wanita yang telah
berzinah (Yohanes 8). Yesus menunjukkan kemampuan-Nya dalam
melakukan konseling melalui:
3.
pengertian-Nya/pemahaman-Nya tentang orang (Matius 19:16-22), dan
4.
melalui kemampuan-Nya untuk menghubungkan kata-kata dalam Firman Tuhan
dengan kebutuhan manusia (Lukas 6:47-49).
Rasul PAULUS menunjukkan empati dan kepeduliannya
kepada para penatua di Efesus (Efesus 1:1; 16-18). Pada waktu dia pergi dari
rumah ke rumah untuk mengajarkan tentang kebenaran Firman Tuhan, tidak
diragukan lagi dia menjadi terlibat dalam banyak pengalaman konseling.
Surat-surat Paulus kepada gereja menunjukkan kedekatan hubungannya dengan
jemaat (Kolose 4; Roma 16). Banyak tulisannya dimotivasi oleh
keinginannya untuk memecahkan sebuah masalah penting yang dihadapi gereja atau
seorang jemaat dalam gereja (lihat Filipus, 1Korintus).
Gereja
mula-mula menetapkan orang-orang awam untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat dan mengurus bantuan yang sesuai (Kisah Para Rasul 6:1-7). Memenuhi
kebutuhan jasmani, mental, dan rohani orang banyak telah menjadi tema yang
konsisten di sepanjang sejarah gereja. Walaupun metode dan teknik yang dipakai
untuk membantu jemaat yang membutuhkan bervariasi dari generasi ke generasi,
gereja selalu menjadi tempat tujuan dari jemaat yang mengalami tekanan fisik,
emosi, atau rohani. Kristus menegaskan agar gereja menjadi model untuk
menyatakan kasih yang tak bersyarat dan menerima setiap mereka yang
membutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar